WASPADA! ANCAMAN CYBER MENYUSUP DI JARINGAN KONEKSI INTERNET KANTOR ANDA!

By Admin in Peringatan Keamanan

Peringatan Keamanan
Serangan siber di Indonesia semakin marak dan mengancam data berbagai industri lokal. Menurut laporan terbaru dari Lembaga Riset Siber Indonesia, CISSReC, kasus-kasus ini mengalami peningkatan drastis, terutama dengan melibatkan ransomware yang mencuri data berharga dari lembaga-lembaga dan industri di Indonesia.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan bahwa dari 1 Januari hingga 30 Juni 2024, terdapat 527 insiden keamanan siber. Dari jumlah tersebut, 49,1 persen atau 259 insiden telah ditangani, sementara sisanya, yakni 268 insiden, masih menunggu penanganan. Angka ini mencerminkan betapa besarnya ancaman siber yang dihadapi oleh negara, terutama dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan data.

Pencurian Data Besar-Besaran
Pratama Persadha, Chairman CISSReC, menegaskan bahwa banyak serangan siber yang terjadi di Indonesia saat ini berfokus pada pencurian data. Salah satu metode yang paling sering digunakan adalah ransomware, di mana peretas mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk mengembalikan aksesnya. Pratama mencatat sejumlah kasus besar yang melibatkan pencurian data, termasuk 74 gigabyte data milik Bank Indonesia, 17 juta data dari PLN, dan 17.000 data akun dari Ditjen Pajak.

Dampak Ancaman Siber terhadap Organisasi:
  • Kerugian Finansial:
Insiden keamanan dapat menyebabkan biaya pemulihan, kehilangan pendapatan, dan kerugian lainnya. 
  • Rusaknya Reputasi:
Kebocoran data dapat merusak kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis, yang sulit dipulihkan. 
  • Gangguan Operasional:
Insiden keamanan dapat mengganggu fungsi sistem dan layanan, menghambat produktivitas, dan menyebabkan gangguan operasional. 
  • Kerugian Data:
Kehilangan data penting, seperti data pelanggan, rahasia bisnis, atau informasi sensitif lainnya. 
  • Kerugian Materi:
Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan siber dapat berwujud hilangnya aset digital, perangkat lunak, perangkat keras, dan data penting lainnya. 

Dampak Hukum dan Operasional
Serangan siber yang berujung pada pencurian data juga membawa dampak hukum yang serius bagi perusahaan. Pratama menjelaskan bahwa organisasi yang terkena serangan berpotensi menghadapi tuntutan hukum dan denda besar. Selain itu, jika serangan tersebut mengakibatkan kerugian operasional yang signifikan, organisasi bisa dipaksa untuk menghentikan kegiatan operasionalnya sementara waktu hingga masalah keamanan siber terselesaikan.
Dengan meningkatnya ancaman siber di Indonesia, penting bagi organisasi dan lembaga untuk meningkatkan pertahanan mereka. Menurut Pratama, solusi yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan teknologi terkini, seperti artificial intelligence (AI), threat intelligence, dan machine learning. Teknologi ini dapat membantu mendeteksi anomali dalam sistem jaringan, sehingga memberikan peringatan dini jika ada aktivitas mencurigakan.

Pentingnya Teknologi AI untuk Keamanan Siber
Kalvin Kaligis, IT Solution Head di PT Sarana Solusindo Informatika, juga sependapat bahwa Indonesia sangat rentan terhadap serangan siber. Dengan populasi pengguna internet yang mencapai lebih dari 202 juta orang, Indonesia menjadi target yang menarik bagi peretas. Kalvin menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi AI untuk menjaga keamanan data organisasi. AI dapat berperan sebagai garda terdepan dalam mencegah serangan siber dengan cara mendeteksi aktivitas mencurigakan lebih cepat dan akurat dibandingkan metode konvensional.

"Kami percaya bahwa teknologi keamanan siber harus berada di garda terdepan untuk melindungi data organisasi, terutama dengan memanfaatkan teknologi AI," kata Kalvin dalam acara "Protect Your Data! Rise Above Cyber Threat" yang digelar di Jakarta.
Sumber : https://cyberhub.id/berita/ancaman-siber-menyusup-ke-organisasi

Back to Posts